Hukum mewarna rambut dengan warna hitam adalah haram. Inilah pendapat yang kuat berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
يَكُوْنُ قَوْمٌ يَخْضَبُوْنَ فِيْ آخِرِ الزَّمَانِ بِالسَّوَادِ كَحَوَاصِلِ الْحَمَامِ لاَ يَرِيْحُوْنَ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ.
“Kelak pada akhir zaman akan ada kaum yang mewarna (rambutnya) dengan (bahan) hitam seperti tembolok burung merpati, mereka tidak akan mencium wanginya Surga.”( Hadits riwayat Abu Dawud,4/419;Shahihul Jami’,8153 (Hadits ini juga diriwayatkan oleh An Nasa’i dengan sanad shahih, Ibnu Baz).)
Perbuatan ini terutama banyak dilakukan orang-orang yang sudah tumbuh uban. Mereka mewarna rambut yang sudah putih itu dengan bahan penghitam rambut, sehingga orang tidak tahu kalau dia telah ubanan. Itu berarti berpenampilan dengan sesuatu yang palsu. Dengan demikian, ia telah menipu segenap hamba Allah.
Tidak diragukan lagi, perbuatan tersebut mengakibatkan banyak kesan yang buruk. Misalnya dalam tingkah laku, bahkan mungkin ia akan merasa sombong dan bangga diri kerana merasa lebih muda dari usia yang sebenarnya.
Berzeda halnya dengan mewarna rambut dengan warna selain hitam. Dalam suatu riwayat disebutkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mewarna ubannya dengan daun pacar (inai) atau semacamnya dengan warna kekuning-kuningan atau kemerah-merahan atau agak dekat ke warna coklat.
Pada hari penaklukan kota Makkah, Abu Quhafah dibawa menghadap kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang kepala dan jenggotnya semuanya telah memutih, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
غَيِّرُوا هَذَا بِشَيْءٍ وَاجْتَنِبُوا السَّوَادَ.
“Ubahlah ini (Yang benar; uban ini , Ibnu Baz.) dengan sesuatu dan hindarilah warna hitam.”( Hadits riwayat Muslim, 3/1663.)
Hukum untuk wanita juga sama. Mereka tidak boleh mewarna rambutnya yang telah memutih dengan bahan hitam.
No comments:
Post a Comment